Senin, 29 Januari 2018

Cara Pembuatan Kompos

Kompos

Halo para pembaca blog. Di bacaan sekarang saya akan menjelaskan tentang kompos

Kompos adalah bahan yang membantu proses pertumbuhan pada tanaman agar lebih subur. Kompos terbuat dari sampah organik seperti daun, sayur busuk dan membutuhkan tanah. 

Komposisi kompos terdiri dari: 
-Sampah coklat
 Seperti: daun kering, sayur basi, dan lain sebagainya.
-Sampah hijau


 Seperti Sayuran, buah-buahan, rumput, tinja, dan lain lain.

Komposisi Dari link ini


Cara pembuatan kompos
Bahan yang harus di siapkan: Daun/sampah rumah tangga, tanah, Air,  ember dengan tutupnya.

Langkah-langkah pembuatan
1. Masukan tanah kedalam ember lalu ukur ketinggian.
2. Siram dengan sedikit air.
3. Masukan daun/sampah rumah tangga kedalam ember lalu tutup dengan tanah kembali.
4. Lalu siram lagi dengan air.
5. Lalu tutuplah ember tersebut dengan tutupnya.
6. Setiap 1 minggu aduklah kompos tersebut.

Ciri-ciri kompos matang terlihat dari
1. Aroma
2. Warna Kompos
3. Penyusutan
4. Suhu
5. Kandungan air pada kompos

Ini adalah gambar kompos yang matang.
Image result for Kompos Matang

Ini adalah hasil pengamatan pembuatatan kompos dari kelompok saya:
     Pada hari pertama tanggal 29-1- 2018 hasilnya belum berubah dari warnanya yang seperti coklat, aromanya tanah bercampur tanah, teksturnya lembab, dan juga suhu yang dingin. Pada hari kedua juga hasil yang kami buat sama sampai hari Jum'at,  2-2-2018. Di tiap hari jum'at kelompok saya mengaduk kompos tersebut, agar cepat membusuk kelompok kami menambahkan EM4. 
      Pada hari Senin, 5-2-2018 warna mulai berubah menjadi warna coklat ke hitaman, Aroma tercium seperti hanya bau tanah, sedangkan textur dan suhu tetap sama sampai hari Rabu, 7-2-2018. 
   Pada hari Kamis, 12-2-2018 warnanya berubah menjadi hitam sedikit ke coklat, aroma lebih banyak bau ember, texture lembab, dan suhu dingin di tanahnya tapi di dalam ember tanpa nyentuh tanah rasanya hangat.

Terimakasih telah membaca!

Senin, 22 Januari 2018

Cerita Rakyat Indonesia

Legenda Sangkuriang

Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan, maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan. Sang dewi berubah menjadi babi hutan (celeng) bernama Celeng Wayung Hyang (atau Wayungyang), sedangkan sang dewa berubah menjadi anjing bernama si Tumang. Mereka harus turun ke bumi menjalankan hukuman dan bertapa mohon pengampunan agar dapat kembali ke wujudnya menjadi dewa-dewi kembali.
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladihutan), dalam versi lain disebutkan air kemih sang raja tertampung dalam batok kelapa. Seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang yang tengah bertapa sedang kehausan, ia kemudian tanpasengaja meminum air seni sang raja tadi. Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan seorang bayi yang cantik, karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi. Bayi cantik itu ditemukan di tengah hutan oleh sang raja yang tidak menyadari bahwa ia adalah putrinya. Bayi perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang amat cantik jelita. Banyak para raja dan pangeran yang ingin meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik menenun kain, torompong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah balai-balai. Karena merasa malas, terlontar ucapan Dayang Sumbi tanpa dipikir dulu, dia berjanji bahwa siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh, bila laki-laki akan dijadikan suaminya, dan jika perempuan akan dijadikan saudarinya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Akibat perkataannya itu Dayang Sumbi harus memegang teguh sumpah dan janjinya, maka ia pun mengawini si Tumang. Karena malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya ditemani si Tumang. Pada malam bulan purnama, si Tumang dapat kembali ke wujud aslinya sebagai dewa yang tampan, Dayang Sumbi mengira ia bermimpi bercumbu dengan dewa yang tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si Tumang. Maka Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan tampan.
Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan (rusa), maka ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke hutan. Setelah sekian lama Sangkuriang berburu, tetapi tidak tampak hewan buruan seekorpun. Hingga akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk mengejar babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena si Tumang mengenali Celeng Wayung Hyang, yang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri, maka si Tumang tidak mau menuruti perintah itu. Saking kesalnya Sangkuriang kemudian menakut-nakuti si Tumang dengan panah, akan tetapi secara tak sengaja anak panahnya terlepas dan si Tumang terbunuh tertusuk oleh anak panah. Sangkuriang menjadi bingung; dan lalu karena tidak memperoleh hewan buruan maka Sangkuriang pun menyembelih tubuh si Tumang dan mengambil hatinya. Oleh Sangkuriang, hati si Tumang itu diberikannya kepada Dayang Sumbi, yang kemudian dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, suaminya sendiri, maka kemarahannya pun meledak; dengan serta-merta kepala Sangkuriang dipukul dengan centong (sendok nasi) yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka.
Kesakitan dan ketakutan, Sangkuriang lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi, yang menyesali perbuatannya telah mengusir anaknya, mencari Sangkuriang ke hutan dan memanggil-manggil serta memohonnya untuk segera pulang; akan tetapi Sangkuriang telah pergi jauh. Dayang Sumbi sangat sedih dan memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan anaknya. Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan tumbuh-tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi mengembara mengelilingi dunia. Sangkuriang pergi berguru kepada banyak pertapa sakti, sehingga Sangkuriang setelah beberapa tahun telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat, sakti, dan gagah perkasa. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah Sangkuriang di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi berada. Namun Sangkuriang tidak mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Karena Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan tanaman mentah, maka Dayang Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda. Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa sang ksatria tampan itu adalah putranya sendiri. Lalu kedua insan itu berkasih mesra. Saat Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa sengaja Dayang Sumbi melihat tanda luka di kepala Sangkuriang, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi; dengan demikian ia mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak. Maka ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon besar yang tumbuh di sebelah timur; kelak, tunggul atau pangkal pohon itu berubah menjadi gunung yang bernama Bukit Tunggul. Rantingnya (Sd.rangrang) ditumpukkan di sebelah barat dan kelak menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang (makhluk halus), lewat tengah malam bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi lalu membentangkan helai kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya) di atas bukit di timur, sehingga kain putih itu tampak bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur. Sementara itu ia pun berulang-ulang memukulkan alu ke lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi. Para guriang makhluk halus anak buah Sangkuriang pun ketakutan karena mengira hari mulai pagi, mereka lalu lari menghilang bersembunyi di dalam tanah. Dengan demikian pembuatan bendungan pun tidak terselesaikan. Karena gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk. Perahu yang telah dikerjakannya dengan bersusah payah lalu ditendangnya ke arah utara dan jatuh menangkup menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Di puncak kemarahannya, dinding bendungan yang berada di sebelah barat dijebolnya; kelak lubang tembusan air Citarum ini dikenal sebagai Sanghyang Tikoro (Sd.: tikorotenggorokan atau kerongkongan). Sumbat aliran Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali; bekas danau ini kelak menjadi lokasi Kota Bandung.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang berlari menghindari kejaran anaknya yang telah kehilangan akal sehatnya itu. Dayang Sumbi hampir tertangkap oleh Sangkuriang di Gunung Putri dan ia pun memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya, maka Dayang Sumbi pun berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung Berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).

Image result for Sangkuriang art
Dari Wikipedia
Amanat :- Agar kita selalu menghormati dan menuruti perintah orang tua ( yang baik ), sayang kepada binatang, dan tidak menuruti hawa nafsu dan marah sehingga menimbulkan dampak negatif

- Pendidikan moral yang baik pada generasi muda sangatlah penting sebab seorang anak seperti Sangkuriang tidak boleh mencintai ibunya diluar batas cinta kepada ibu


Thanks YOU

Senin, 15 Januari 2018

Pengalaman BLA ke BSC

                       Pengalaman Ke BSC (Bandung Science Center)

    Halo para pembaca blog. pada text ini saya akan membagi pengalaman saya ke BSC. Pada hari Kamis saya berangkat ke BSC. Saya berangkat pada pukul 07:30 dari sekolah kalau tidak salah. Di BSC saya melihat banyak teknologi yang berhubungan dengan science seperti: listrik dengan tenaga sepeda, simulator gunung meledak, listrik tenaga solar. Disana juga saya melihat seperti figur yang berbentuk satelit buatan. Disana juga saya menonton dan tentang luar angkasa. Selain itu saya juga mecoba alat yang ada di sana seperti alat musik harpa yang senarnya diganti oleh laser. Setelah itu saya menonton petunjukan perkusi dan diajarkan bagaimana cara bermain perkusi. Lalu saya membuat kipas angin sederhana yang terdiri dari motor, botol, kabel, dll. Setelah itu saya pulang ke sekolah. Ini adalah salah satu foto di sana.

Image result for bandung science center Image result for bandung science center Related image
  

Terimakasih telah membaca!